Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sikap Menghindari Masalah Dapat Merusak Hubungan

Konten [Tampil]

Dalam kenyataan, tidak mungkin ada orang yang benar-benar bisa sepakat terus menerus dengan orang lain. Dan tidak mungkin ada dua orang yang bisa nyambung terus-menerus hingga tidak ada yang perlu disesuaikan dan disepakati. Dengan dasar ini, maka tidak adanya atau sedikitnya perdebatan dan adu argumen antara dua orang yang berhubungan tidak berkaitan dan bukan merupakan ciri hubungan yang ideal. Justru kondisi seperti itu mencerminkan orang-orang yang lebih memilih untuk bersikap menghindari masalah daripada menyelesaikannya. Dengan kata lain, Anda tidak pernah berargumen tidak berarti Anda bahagia, Anda hanya memilih untuk diam daripada “menimbulkan masalah, bersikap seolah-olah tidak ada masalah, bahagia, tenang, semua baik-baik saja. Benarkah? Pada faktanya, sebagian orang yang bilang “Aku Rapopo” sebenarnya “ada apa-apanya”.

menghindari masalah

Mengapa Menghindari Masalah Justru Merupakan Masalah

Sikap memendam atau meredam dalam beberapa kasus sebenarnya memiliki beberapa manfaat, yaitu Anda mampu menghindari sikap “memanas-manasi” yang dapat membahayakan hubungan, dan itu berarti Anda dapat menikmati hubungan anda dalam keseharian dan menghindarkan kondisi emosional setiap waktu. Membiarkan sesuatu terjadi dan melupakan (beda dengan memendam) sampai sekarang masih merupakan sikap legawa dan menghindarkan dari kesedihan dan kekecewaan.

Tapi, ada tapinya nih, terus-terusan memendam, menahan, dan menyimpan masalah atau ketidaknyamanan untuk diri sendiri adalah hal yang buruk dan JUSTRU dapat merusak hubungan. Mau tahu alasannya?:

  1. Anda tidak akan mampu terus-terusan meredam emosi bagi diri sendiri karena tidak pernah bisa meluapkannya. Setiap hal ada batasnya. Cara seperti ini tidak sehat dan bisa membuat diri anda semakin depresif.
  2. Anda tidak jujur pada pasangan anda mengenai kondisi anda yang sedang tidak nyaman dan bahagia (karena ada masalah). Ketidak jujuran sendiri merupakan sebuah masalah besar, masalah kepercayaan.
  3. Anda tidak akan mampu mengembangkan hubungan anda ke arah yang lebih baik. Jika Anda mau menyampaikan hal-hal yang dilakukan pasangan anda hingga membuat anda sedih atau kecewa, mereka bisa melakukan perbaikan pada perilakunya. Meskipun di tengahnya terjadi konflik, namun Anda sudah memiliki itikad untuk menyelesaikannya. Akan muncul kesepakatan atau kompromi yang kalian bicarakan berdua dan itu lebih baik. Ini artinya, kalian berdua terus belajar untuk menyinkronkan diri, menerima kondisi, melakukan kesepakatan, dan menciptakan komitmen, yang merupakan ciri-ciri dari hubungan yang memiliki progress.
  4. Anda menumbuhkan kebencian di dalam diri sendiri. Jika pasangan terus-terusan melakukan hal-hal yang membuat anda kecewa, maka secara bertahap Anda menciptakan daftar hal-hal yang Anda benci, tidak suka, dan membuat anda kecewa. Dalam suatu tahap, Anda akan menemui bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasangan anda itu salah. Ini salah, itu salah. Dan pada puncaknya, saat konflik tidak dapat dihindari, Anda akan mengeluarkan semua daftar kesalahannya dan justru berbalik Anda yang menyakitinya. Kebanyakan hubungan berakhir dengan cara seperti ini. Fakta!

Singkatnya, dalam hubungan (sama halnya dengan berbagai aspek kehidupan lainnya), Anda harus menjadi “kejam demi kebaikan”. Maksudnya adalah, jika Anda ingin hubungan anda bertahan dan berkembang, maka Anda perlu membicarakan setiap masalah dengan pasangan anda, mencari jalan keluar, dan menciptakan kesepakatan.

Menciptakan Dinamika

Jika Anda adalah tipe orang yang suka menghindari masalah, maka mengetahui cara agar bisa menyampaikan dan membahas masalah saja tidak cukup. Anda butuh mengubah cara berpikir dan cara merasakan sesuatu agar Anda mampu bersikap tegas dan siap memberikan dinamika di dalam hubungan anda.

Cara terbaik untuk memulainya adalah dengan melihat satu masalah tertentu yang telah Anda pendam dan menyampaikannya dengan tenang kepada pasangan. Ah, jangan khawatir, dia tidak akan berpaling dari Anda hanya lantaran Anda menyampaikan itu. Meski mungkin dia akan merasa kaget, agak kecewa, bahkan mungkin sedih, dalam jangka panjang dia akan menyadari upaya anda itu adalah bukti bahwa Anda peduli terhadap hubungan kalian.

Ada beberapa poin penting lain untuk bisa menciptakan dinamika dalam hubungan

  • Jangan katakan semua baik-baik saja, jika kenyataannya tidak.
  • Jangan terlalu merajuk, katakanlah apa yang ingin dikatakan sesuai dengan apa yang ada di pikiran.
  • Berubahlah jika itu memang baik, dan juga berupayalah untuk melakukan yang terbaik agar dia bisa berubah dengan penuh kesadaran.
  • Ajak dia untuk melakukan hal-hal secara santai atau ajak mereka untuk melihat dan mengikuti cara anda melakukan hal-hal itu.
  • Buka ruang komunikasi selebar-lebarnya. Perbanyak komunikasi dua arah dan saling berupaya untuk lebih terbuka dan jujur satu sama lain.

Ya, mungkin pada awalnya poin-poin yang disampaikan biro psikologi jogja di atas tampak “menakutkan” bagi Anda yang tidak terbiasa. Tapi pada perjalanannya, cara ini akan memperlihatkan situasi bahwa pasangan anda akan mengenal anda lebih dalam. Selain itu juga lebih mampu mengetahui cara untuk membuat anda bahagia dan sebaliknya, tanpa harus menghindari masalah.

Posting Komentar untuk "Sikap Menghindari Masalah Dapat Merusak Hubungan"