Cara Menghitung Yang Dipahami Anak
Cara menghitung yang dipahami anak memang tidak semua sama. Sifat anak memang berbeda-beda dan sebagai orang tua, kita harus mengerti akan hal tersebut. Mood bisa menjadi tolak ukur belajar seorang anak, jika dia sedang marah jangan memaksanya untuk belajar. Hal itu akan menjadi tandakan yang sia-sia karena emosi anak tersebut masih belum stabil dan mengakibatkan pembelajaran tidak bisa diserap secara sempurna. Terlebih dalam belajar berhitung yang merupakan hal tidak mudah bagi sebagian besar anak.
Walaupun banyak metode bahkan bimbingan belajar yang memberikan cara menghitung yang dipahami anak tetap saja masih ada banyak anak yang merasa kesulitan. Apalagi ketika anak sudah merasa bosan dan jenuh maka kita harus tunggu sampai si anak kembali tenang dengan mood yang baik sehingga proses belajar menjadi kondusif.
Cara menghitung yang dipahami anak
Bila sudah kondusif dan emosi si anak telah stabil, mulailah dengan cara yang paling mudah seperti mengenalkan angka dari yang terkecil sampai yang paling besar (anggap 10). Pertama ajarkan bilangan 1 sambil jarinya menunjuk ke arah satu benda. Jika sudah paham, lanjut ke operasi penjumlahan. Setelah itu buatkan contoh soal latihan pada anak dan jika dia merasa sulit, ajari ia sampai benar-benar paham.
Bila sudah paham dalam penjumlahan, beri anak waktu untuk beristirahat sejenak dan waktu bermain agar moodnya kembali senang. Untuk menjauhkan phobia anak terhadap matematika, dekatkan anak pada angka yang sering dia temui dikesehariannya. Misal: berapa jam ia tidur, jam berapa ia harus sarapan, dan waktu tempuh untuk berangkat ke sekolah. Ini dimaksudkan agar anak menjadi familiar dengan angka dan tidak menganggapnya sulit.
Biarkan anak menggunakan media untuk berhitung. Contohnya menghitung dengan jari, bila memang dia lebih nyaman menghitung dengan jari bantulah sampai benar-benar mahir menggunakan jarinya. Sehingga ketika menghitung,ia selalu ingat dengan teknik yang biasa ia gunakan.
Mulai belajar perhitungan kompleks
Ketika anak memasuki usia 8-13 tahun, Anda bisa memberinya perhitungan yang kompleks, seperti perkalian, pembagian atau rumus bangun ruang. Seringkali para pendidik mengajarkan anak untuk menghafal perkalian dan hal itu yang membuat anak-anak merasa down hingga tidak ingin masuk sekolah saat ada pelajaran matematika.
Sebenarnya yang dilakukan pengajar tersebut tidak sepenuhnya salah, mengapa? Karena matematika adalah ilmu konkrit yang semua angkanya wajib dihitung bukan untuk di hafal. Seharusnya pengajar lebih menekankan pada muridnya untuk mengasah otak dengan memberikan latihan tertulis yang sudah ada bukti hasilnya. Sehingga anak bisa mempelajari yang sudah ia tulis di bukunya.
Cara menghitung yang dipahami anak tentu berbeda satu dengan yang lain. Amati dengan metode manakah anak merasa nyaman dan lebih cepat menguasainya. Mengajarkan berhitung pada anak bahkan sudah bisa dilakukan ketika masih anak pra sekolah asalkan masih dalam batasan yang ringan dan sesuai usia serta kemampuannya. Anda dapat memperoleh berbagai rekomendasi psikolog jogja murah terbaik terkait dengan konsultasi dan beragam layanan psikologi berkualitas dari Biro Psikologi Laksita Educare Yogyakarta
Posting Komentar untuk "Cara Menghitung Yang Dipahami Anak"