Tepatkah Break Dalam Sebuah Hubungan
Break dalam sebuah hubungan tidak jarang terjadi pada sebuah pasangan. Ada beberapa jenis hubungan yang tanpa disadari menempatkan orang-orang di dalamnya berada dalam sebuah ikatan kuat namun menjemukan, menyebabkan masalah, dan tidak memberi ruang bagi masing-masing individu untuk menjadi diri sendiri. Dan biasanya, salah satu cara untuk bisa lepas dari hal seperti itu, adalah “break”, “istirahat sejenak” dari “rutinitas hubungan”.
Cara ini biasa digunakan sebagai alat untuk instrospeksi, sekaligus mencari diri sendiri yang sempat hilang, sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali menjalani hubungan atau…. break selamanya? Tapi apakah benar break berefek baik bagi kesehatan sebuah hubungan, katakanlah hubungan pacaran? Apakah ini benar-benar cara yang ampuh untuk menyegarkan kembali sebuah hubungan ataukah sekedar taktik untuk menghindar? Tepatkah break dalam sebuah hubungan ? Break, mau tidak mau, bisa dibilang sebagai sebuah cara untuk menghindari masalah, yang akan kembali lagi anda hadapi saat hubungan berjalan. Hanya karena anda bisa menghindari masalah, bukan berarti masalah akan pergi.
Break Dalam Sebuah Hubungan Bukanlah Upaya Penyelesaian Masalah yang Cepat
Tentu saja, hubungan seperti pacaran tidak sama pada masing-masing pasangan berbeda. Tidak ada hubungan yang bisa sama persis. Masing-masing unik, karena terbentuk dari dua pribadi yang unik pula. Namun demikian, hal penting yang perlu diperhatikan adalah saling menghindar bukanlah sebuah solusi. Break hanya akan memberi anda ruang untuk memikirkan masalah dari kejauhan. Masalah itu masih ada, dan tetap ada, dan mungkin akan menjadi lebih kompleks karena anda berdua berjauhan.
Jauh lebih penting membawa dan mendiskusikan masalah dengan pasangan sebelum akhirnya memutuskan break dalam sebuah hubungan. Saat seorang pacar, anda, memutuskan untuk meminta break, maka dia, pacar anda, bisa jadi merasa tidak nyaman, aman, dan gelisah, karena permintaan break sebenarnya mengindikasikan hal yang lebih tinggi : Putus. Dia akan merasa was-was dan menduga-duga kemungkinan terburuk.
Dia juga akan merasa bahwa dirinya tidak mampu menyelesaikan masalah anda berdua. Dia merasa kepercayaannya pada anda berkurang. Takut jika nanti semuanya tidak sama lagi. Yah, meskipun mungkin saja sebuah break bisa berarti “indikasi” bahwa sebuah hubungan akan diakhiri, namun sebenarnya ketakutan itu tidak perlu dipelihara terlalu dalam. Jika memang break adalah apa yang anda atau dia minta sebagai sebuah cara untuk introspeksi diri, maka jelaskan dengan baik bahwa ini adalah sebuah jembatan untuk menuju solusi. Untuk mencari kembali diri sendiri yang hilang. Untuk mencari solusi atas permasalahan yang akan dihadapi dan berubah menjadi lebih baik. Oleh karena itu, memutuskan untuk break butuh perencanaan dan pemikiran yang matang.
Temukan Kembali Dirimu Sendiri
Yah, orang-orang memiliki kecenderungan kehilangan diri sendiri di tengah-tengah sebuah hubungan, berusaha menuruti sebaik mungkin apa yang diinginkan pasangan atau kekasihnya. Berusaha menjadi apa yang dia minta. Dan oleh karena itu, terkadang ada yang sampai berubah total dan kehilangan jati dirinya sendiri. Maka normal, jika seseorang merasa bahwa dirinya sendiri telah berubah menjadi orang lain di tengah-tengah hubungan yang dia jalin sendiri. Dia kehilangan apa yang biasa ada pada dirinya. Hingga akhirnya merasa stress, tertekan, bosan, jenuh, dan menginginkan kembali dirinya yang dulu.
Setiap hubungan terbentuk karena adanya komitmen dan kompromi. Mustahil jika tidak ada keduanya. Keduanya sangat penting untuk menjaga keseimbangan hubungan, dan keduanya ada karena kebutuhan untuk mewujudkan cinta. Kompromi bisa hilang jika salah satu kemudian harus mengikuti sepenuhnya apa yang diinginkan oleh yang lainnya; tanpa memperhatikan keseimbangan dan kompromi yang seharusnya ada. Inilah kondisi dimana kepribadian seseorang bisa hilang lantaran harus menuruti apa yang diminta.
Benar adanya jika ada beberapa hubungan mampu menjadi sangat dalam hingga yang terkonsep adalah memperhatikan kebahagiaan pasangannya, dan masing-masing kemudian lupa akan kebahagiaannya sendiri. Ketika kondisi ini disadari, maka akan ada dua kemungkinan: membangun kembali kompromi atau mengakhiri kompromi yang sudah ada alias memutuskan hubungan. Di tengah kondisi semacam ini, break bisa menjadi jalan tengah sebelum terlalu gegabah untuk memutuskan jalan terus atau putus. Fungsinya untuk melihat lagi diri sendiri, menemukan diri sendiri yang hilang, memikirkan kembali kompromi dan komitmen, melihat apakah solusi memperbaiki hubungan atau mengakhiri hubungan adalah yang terbaik.
Lakukan Perlahan dan Mulai yang Lebih Baik
Kadang sebuah hubungan memiliki “excitement” yang begitu tinggi sehingga segala sesuatu tampak berjalan sangat cepat, hingga membuat seseorang merasa sangat tertekan dan terengah-engah. Mengalami kesusahan untuk mengikuti perjalanannya, terengah-engah. Maka break adalah hal yang bisa membantunya untuk sedikit mengambil nafas lega, beristirahat dari perjalanan yang terlalu cepat, dan memahami apa yang sedang dia alami serta melihat kembali apa yang sebenarnya dia inginkan. Dalam kasus ini, break dalam sebuah hubungan bisa menjadi solusi terbaik bagi anda berdua untuk mengumpulkan kembali apa yang sempat tercecer dan menempatkan kembali diri masing-masing ke posisi yang tepat saat kembali menjalani hubungan, memahami apa yang dibutuhkan untuk menjalin hubungan yang sehat dan seimbang, memperhatikan hal-hal yang pantas diperhatikan untuk hubungan dan bukan sekedar kebutuhan masing-masing saja.
Jika anda takut kalau-kalau hubunganmu akan berakhir di tengah-tengah break, maka jelas bahwa pemikiran itu sebenarnya sudah membayangimu sebelum memutuskan untuk break. Maka jangan heran jika ujung-ujungnya hubunganmu berakhir. Bukan sekedar karena break yang anda inginkan untuk menjembatani kata “putus saja”, tetapi anda sudah merasa bahwa sebab-sebab yang ada menjadi latar belakangnya. Jangan takut lantaran hal-hal yang tidak bisa anda kendalikan. Yah, yang terjadi biarlah terjadi. Tetaplah tenang dan terkontrol. Ingat dirimu sendiri. Anda berdua, masing-masing, butuh menjadi diri sendiri karena hubungan yang baik dilandasi oleh kejujuran.
Setelah break dalam sebuah hubungan, cobalah untuk mengenali diri pasanganmu kembali. Kadang-kadang, dalam sebuah hubungan yang pergerakannya serba cepat, hal semacam ini harus diperhatikan. Kenyataannya, semakin anda mengenali pasanganmu, dan juga sebaliknya, semakin besar kemungkinan hubunganmu berjalan langgeng. Dan ya, membangun hubungan yang langgeng membutuhkan komitmen kuat. Tanpanya, apapun yang anda sebut sebagai hubungan itu sebenarnya bukanlah sebuah hubungan, namun cuma main-main saja. Apabila memerlukan bantuan silahkan menghubungi psikolog pra nikah jogja untuk melakukan konsultasi.
Posting Komentar untuk "Tepatkah Break Dalam Sebuah Hubungan"